Dihatiku Masih Tertulis Namamu (Part 1)

cerita cinta part 1 -Perlahan ku hela nafas dengan teratur dan kemudian memaksakan diri untuk beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi

Nikmati iringan musik di atas untuk menemani anda membaca cerita ini.

Perlahan ku hela nafas dengan teratur dan kemudian memaksakan diri untuk beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi.

"Heyyy... dingin sekali air pagi ini". Gumamku dalam hati ketika memitar kran wastafel. Kembali aku keluar kamar mandi dan meraih handuk dan kemudian melanjutkan mandi. Sudah kebiasaanku bangun sebelum bedug shubuh tiba.

Usai melaksanakan sholat tahajud disambung kemudian sholat shubuh. Ada yang spesial kali ini pintaku kepada sang Maha Pencipta yang memiliki dan mengendalikan hati manusia dalam setiap genggamannya.

Pintaku dalam shubuhku semoga dipermudah segala urusan dan keinginanku untuk bisa segera bertemu dengan pria yang ku kenal namun entah dimana sekarang ia berada.

Hatiku berdebar, berdetak kencang saat memanggil namanya, seketika itu juga aku terbayang sosok pria yang hendak aku cari hari ini. Tubuhnya yang tegap dan senyumnya yang manis, melambaikan tangan kearahku seakan memintaku untuk segera menemuinya.

Pagi yang indah, saatnya aku bersiap untuk menuju kantorku. Ada beberapa agenda khusus diluar pekerjaan yang telah aku persiapkan hari ini yaitu untuk menemui beberapa orang yang sekiranya dapat memberikan petunjuk tentang keberadaan seorang pria sahabat lamaku yang ku sebut dalam doa shubuhku tadi pagi.

Tegur sapa dengan beberapa teman sekantor yang sama-sama baru tiba dan menuju ke tempatnya masing-masing.

"Hai Nit, boleh aku minta nomor kontak klien baru kita, kemarin pak Dani memintaku untuk menghubungi klien baru kita dan menjadwalkan pertemuannya dengan pak Dani." Pinta sekretaris managerku.

"Ga boleh hahaha..." candaku kepadanya.

"Iya iya... aku kasih. Tunggu sebentar ya..". Jawabku kemudian kuraih selembar kartu nama yang kuletakan disamping monitor komputerku dan menyerahkannya kepada sang sekretaris cantik.

Waktu terus berjalan dan tak terasa jam dinding dihadapanku menunjukan jam tiga petang. Telah aku selesaikan semua pekerjaan yang menjadi rutinitas harianku.

Aku bergegas merapikan meja kerjaku yang agak sedikit berantakan dan setelah itu aku menuju keruang pak Dani salah satu manajer tempatku bekerja, aku menemuinya dengan maksud memohon ijin pulang kantor lebih awal sekaligus mengajukan cuti selama tiga hari.

Hatiku semakin diliputi rasa gembira yang tiada tara setelah aku mendapat ijin untuk pulang lebih awal.

Setibanya di parkir mobil yang berada disamping gedung kantorku, tiba-tiba saja pak Karman seorang security kantorku menghampiri.

"Maaf mba Nita, ini tadi mapnya terjatuh saat mba Nita turun tangga pintu masuk". "Oh terima kasih pak Karman untung pak Karman yang menemukan map ini".

Ku rogoh saku baju blazer untuk mangambil uang lima puluh ribu dan kusodorkan ke pak Karman.

"pak Karman ini untuk bapak beli rokok". "Ndak usah mba, terima kasih. Mba pulang cepat hari ini?", "iya pak Karman, saya ada urusan diluar". "Oh ya sudah, hati-hati dijalan ya mba, semoga mba Nita lancar dan selamat sampai tujuan". "Aamiin pak, terima kasih pak Karman".

Pak Karman langsung memandu parkir mobilku keluar. "Alhamdulillah ya Allah, untung pak Karman menemukan mapku ini, sebab isi map ini berisi surat pengunduran diri kerjaku dan yang lebih penting adalah ada sepotong kertas berisi alamat dan nomor telepon salah satu teman kantor mas Indra kerja dulu" gumamku dalam hati.

Lanjut ke part 2

Posting Komentar

Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.