Dihatiku Masih Tertulis Namamu (Part 4)

cerita cinta dihatiku masih ada namamu. Seketika tiba-tiba ponselku berbunyi dengan tiga kali nada singkat yang menandakan adanya chat masuk
Estimated read time: 3 min

Nikmati iringan musik di atas untuk menemani anda membaca cerita ini.

Sepanjang perjalanan menuju rumah hatiku sangat berbunga-bunga tiada tara karena apa yang aku inginkan untuk bertemu dengan mas Indra akan segera tercapai.

Setibanya dirumah aku langsung mempersipkan segala kebutuhanku selama dalam perjalanan untuk berkunjung ke rumah mas Indra.

Seketika tiba-tiba ponselku berbunyi dengan tiga kali nada singkat yang menandakan adanya chat masuk.

Segera kuraih ponsel yang tak jauh dariku dan segera aku baca ternyata pesan masuk dari pak Adi.

"Bu Nita berikut saya kirimkan nomor, alamat, dan maps lokasi rumah pak Indra, semoga bisa segera bertemu dengan pak Indra yah. Dan jika bu Nita membutuhkan bantuan lain saya siap membantu".

"Baik pak Adi, sekali lagi saya mengucapkan terima kasih atas semua bantuan dan informasinya". balasku.

"Sama-sama bu Nita. Selamat malam". Balasnya.

Aku semankin semangat merapikan segala persiapanku seraya tersenyum-senyum sendiri dengan penuh bahagia meskipun aku benar-benar belum tentu bisa bertemu dengan mas Indra.

Aku terbawa oleh anganku dimana aku telah bertemu dengan mas Indra dan dia menyambutku dengan penuh senyum manis dan suka cita.

Aku buka laptopku untuk melakukan pemesanan tiket kereta api secara online. Dan beruntung aku mendapatkan jam keberangkatan pukul lima pagi yang kuharapkan, meskipun dengan harga tiket pulang pergi yang lumayan mahal, tapi karena rasa keinginanku yang besar untuk bertemu dengan mas Indra maka aku tak perduli dan tetap melakukan pemesanan tiket untuk perjalanan pulang pergi dari Jakarta ke Malang dan Malang ke Jakarta.

Hari ini tepatnya hari kamis pukul empat tiga puluh pagi aku sudah berada didalam kereta eksekutif Gajayana tujuan kota Malang Jawa Tengah dengan waktu tempuh kurang lebih enam belas jam.

Perkiraan aku akan sampai di stasiun Malang jam delapan malam.

Aku sempat beberapa kali tertidur didalam kereta selama perjalanan. Entah berapa kota dan stasiun yang telah kulalui.

Disaat aku mulai terjaga dengan tubuh tersandar sambil menyaksikan keindahan alam pesawahan dan bukit-bukit yang hijau dari jendela kaca, melintaslah seorang pramugara seraya berteriak kecil memberitahukan bahwa sesat lagi kereta akan segera berhenti di kota tujuan akhir di kota malang. Dan pramugara tersebut menghimbau kepada seluruh penumpang yang tersisa untuk mempesiapkan diri dan barang bawaannya untuk turun setelah kereta yang aku tumpangi berhenti.

Tak banyak barang bawaan yang kubawa, hanya satu tas ransel ukuran sedang berisikan pakaian-pakian ganti selama perjalanan pulang pergi dan tas kecil berisikan barang-barang kewatiaan yang aku bawa.

Setibanya stasiun Malang aku langsung menuju kesalah satu hotel yang sudah aku booking sebelum keberangkatan.

Tiba di hotel aku langsung menuju kebagian resepsionis untuk verifikasi kamar dan menerima kunci kamar.

Aku rebahkan tubuhku sejenak di atas tempat tidur yang sudah tersusun rapi dan bersih. Sepuluh menit kemudian langsung mandi agar badanku terasa segar.

Dihotel tersebut aku hanya menginap satu malam hanya sekedar melepas lelah selama dalam perjalanan naik kereta api.

Seperti kebiasaanku yaitu terbangun jam empat pagi. Yang kemudian melakukan shalat Tahajud dan kemu

Pukul empat pagi aku sudah bangun dan sholat shubuh dan dilanjutkan membersihkan badan dan dilanjutkan dengan shalat tahajud dan sholat Shubuh.

Lanjut Part 5.....

cerita cinta

Posting Komentar

Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.